PENDAHULUAN
Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dimana
orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu
kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama
tersebut akan dilaksanakan. Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja
sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam
prakteknya, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka
organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama
di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses kerja sama
itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara
pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya
mendorong perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya dalam
berkumpul dan hidup berkelompok. Sebagai suatu bentuk kumpulan manusia dengan
ikatanikatan tertentu atau syarat-syarat tertentu, maka organisasi telah pula
berkembang dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan kompleksitas.
Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung
menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti
kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat
keputusan, kompleksitas pendelegasian wewenang dan sebagainya.
Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya
manusia. Seperti kita ketahui bahwa sehubungan dengan sumber daya manusia ini
dapat diidentifikasi pula berbagai kompleksitas seperti kompleksitas jabatan,
kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenang
dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk
timbulnya konflik dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari sumber
daya manusia, dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu
mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam
bekerja.
Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya,
harus memahami faktorfaktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik
konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan konflik di dalam
kelompok dan konflik antar kelompok.
Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan
tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan
menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif.
A.
Tipe/Bentuk Organisasi
Tipe
Organisasi :
*) Tipe organisasi terbagi tiga, yaitu
:
1.
Organisasi
Piramida Mendatar (flat)
` Ciri – cirinya :
o
Jumlah satuan organisasi tidak banyak,
sehingga tingkat-tingkat hirarki atau kewenangan sedikit .
o
Jumlah
pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak .
o
Format
jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit, karena jumlah pimpinan relative
kecil .
2.
Organisasi Piramida Terbalik
Adalah
organisasi yang jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja .
3.
Organisasi Tipe Kerucut
Ciri
– cirinya :
o
Jumlah
satuan organisasi banyak, sehingga tingkat-tingkat hirarki atau
kewenangan banyak .
o
Rentang
kendali sempit
o
Pelimpahan
wewenang dan tanggung-jawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat atau pimpinan
yang bawah atau rendah .
o
Jarak
antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh .
Bentuk Organisasi :
Organisasi
Garis
Bentuk
organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah
organisasinya masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
Organisasi
Garis dan staf
Dianut
oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang
ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang
kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Organisasi
fungsional
Organisasi
yang disusun atasdasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada
perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Organisasi
Panitia
Organisasi
dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka
selesailah organisasi tersebut.
Organisasi
Lini dan Staf
Staf
tugasnya memberi layanan dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu
organisasi atau perusahaan
B.
Struktur/Skema Organisasi
Pengertian
Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi
yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Empat
Elemen Struktur Organisasi
Empat
elemen dalam struktur organisasi yaitu :
·
Adanya
spesialisasi kegiatan kerja
·
Adanya
standardisasi kegiatan kerja
·
Adanya
koordinasi kegiatan kerja
·
Besaran
seluruh organisasi.
Contoh
Struktur Organisasi
Macam – macam skema organisasi
:
Berdasarkan teknik atau cara membuatnya
:
A. Skema Organisasi Tegak lurus dari atas ke
bawah .
B. Skema Organisasi Mendatar dari kiri ke kanan
.
C. Skema Organisasi gabungan tegak lurus
dan mendatar .
D. Skema Organisasi Lingkaran .
E. Skema Organisasi Gambar .
Berdasarkan isi atau fungsi di dalamnya :
A. Skema Organisasi Fungsional
·
Menjelaskan tentang letak dari fungsi–fungsi
tugas dalam hubungannya dengan fungsi–fungsi yang lain .
B. Skema Organisasi Jabatan
·
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus
dianut sesuai dengan jabatan masing–masing .
C. Skema Organisasi Nama
·
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus
dianut sesuai dengan nama–nama para pejabat yang bersangkutan .
D. Skema Organisasi Nama dan Jabatan
·
Menggabungkan masing–masing pejabat dengan
nama para pejabat dalam suatu organisasi .
E. Skema Organisasi Struktur
·
Menjelaskan tingkatan jenjang antara unit–unit
dalam organisasi tersebut .
KONFLIK ORGANISASI
Konflik
adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya
menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik
itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik yang dapat
terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik menurut Robbin
konflik organisasi
menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh
terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif.
Pandangan ini dibagi
menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :
1.Pandangan
tradisional
Pandangan ini
menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan,
dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi
yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan
manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2.Pandangan kepada
hubungan manusia.
Pandangan ini
menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi
didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang
tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi
perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan
sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi
tersebut.
3.Pandangan
interaksionis.
Pandangan ini
menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu
konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan
serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif.
Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat
dan kreatif.
Jenis – Jenis Konflik :
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar
belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3. Perbedaan
kepentingan individu atau kelompok,
4. Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5. Perbedaan pola
interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara
untuk menangani konflik yaitu :
1. Introspeksi diri,
2. Mengevaluasi
pihak-pihak yang terlibat,
3. Identifikasi sumber
konflik,
Spiegel (1994)
menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik
:
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan
jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak
lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan
pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose
solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat
menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan
atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan
organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan
jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik
ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang
terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik
bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana,
mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada
saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu
pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan
tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita
mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain
mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self
sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain
lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara
kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal
yang utama di sini
yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat
dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama
penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak
akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi
menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi
menang-menang dengan saling bekerja sama.
Pilihan tindakan ada
pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika
terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi
menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
CONTOH ORGANISASI DI
LINGKUNGAN
1. Rukun Tetangga (RT)
tujuan dari pembentukan organisasi ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
sekitarnya. Misalnya, pelayanan pembuatan KTP, atau urusan administrasi lainnya.
2. Rukun Warga (RW)
RW merupakan gabungan dari beberapa RT. RW dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang tinggal di wilayah RW tersebut. RW dipimpin oleh seorang ketua RW yang dipilih oleh ketua-ketua RT atau perwakilan dari warga RT yang tergabung dalam wilayah RW tersebut.
3. Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurdiksi.
Pengertian desa atau kelurahan berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yaitu
Pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa yang di bantu oleh perangkat desa. Kepala desa dipilih
langsung oleh masyarakat desa tersebut. Perangkat desa terdiri atas sekretaris desa dan perangkat desa
lainnya.
Sedangkan kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang diangkat oleh bupati/walikota atas usul camat.
Dalam melaksanakan tugasnya lurah di bantu oleh perangkat kelurahan.
4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membantu pengaturan
dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Tugasnya membuat dan melaksanakan peraturan desa,
menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa, menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Dewan Kelurahan
Dewan Kelurahan merupakan organisasi yang dibentuk di tingkat kelurahan. Dewan Kelurahan
merupakan mitra kerja kepala kelurahan. Tugas dewan kelurahan adalah memberikan masukan kepada
kepala kelurahan, terutama yang berkaitan dengan aspirasi masyarakat. Ketua dewan kelurahan diambil
dari tokoh masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan tersebut.
6. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi para pemuda atau remaja yang ada di desa atau kelurahan. Karang
taruna berfungsi sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan tersebut. Tugas utamanya
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan positif seperti kesenian, olahraga, bakti sosial. dll.
7. Yayasan
Yayasan merupakan organisasi sosial yang didirikan masyarakat untuk kegiatan yang bersifat sosial,
misalnya panti anak yatim piatu, majelis taklim, dan yayasan pendidikan.
8. Posyandu
Pos Layanan Terpadu (Posyandu) didirikan oleh masyarakat untuk memberikan layanan terpadu kepada
warga masyarakatnya, khususnya kesehatan balita. Kegiatan di posyandu meliputi pemeriksaan kesehatan
bayi, penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan, dll.
9. BKB
BKB yaitu bina keluarga balita yang didirikan oleh masyarakat atas petunjuk dari BKKBN. Tujuannya
adalah untuk memberikan ilmu penanganan perkembangan kecerdasan balita sejak dini kepada ibu balita.
Kegiatannya meliputi pemberian materi kepada ibu balita, praktek perkembangan kecerdasan balita, cara
memakai permainan edukatif (APE), dll. Sasarannya terutama ibu-ibu yang mempunyai balita
tujuan dari pembentukan organisasi ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
sekitarnya. Misalnya, pelayanan pembuatan KTP, atau urusan administrasi lainnya.
2. Rukun Warga (RW)
RW merupakan gabungan dari beberapa RT. RW dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang tinggal di wilayah RW tersebut. RW dipimpin oleh seorang ketua RW yang dipilih oleh ketua-ketua RT atau perwakilan dari warga RT yang tergabung dalam wilayah RW tersebut.
3. Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurdiksi.
Pengertian desa atau kelurahan berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yaitu
Pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa yang di bantu oleh perangkat desa. Kepala desa dipilih
langsung oleh masyarakat desa tersebut. Perangkat desa terdiri atas sekretaris desa dan perangkat desa
lainnya.
Sedangkan kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang diangkat oleh bupati/walikota atas usul camat.
Dalam melaksanakan tugasnya lurah di bantu oleh perangkat kelurahan.
4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membantu pengaturan
dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Tugasnya membuat dan melaksanakan peraturan desa,
menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa, menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Dewan Kelurahan
Dewan Kelurahan merupakan organisasi yang dibentuk di tingkat kelurahan. Dewan Kelurahan
merupakan mitra kerja kepala kelurahan. Tugas dewan kelurahan adalah memberikan masukan kepada
kepala kelurahan, terutama yang berkaitan dengan aspirasi masyarakat. Ketua dewan kelurahan diambil
dari tokoh masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan tersebut.
6. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi para pemuda atau remaja yang ada di desa atau kelurahan. Karang
taruna berfungsi sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan tersebut. Tugas utamanya
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan positif seperti kesenian, olahraga, bakti sosial. dll.
7. Yayasan
Yayasan merupakan organisasi sosial yang didirikan masyarakat untuk kegiatan yang bersifat sosial,
misalnya panti anak yatim piatu, majelis taklim, dan yayasan pendidikan.
8. Posyandu
Pos Layanan Terpadu (Posyandu) didirikan oleh masyarakat untuk memberikan layanan terpadu kepada
warga masyarakatnya, khususnya kesehatan balita. Kegiatan di posyandu meliputi pemeriksaan kesehatan
bayi, penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan, dll.
9. BKB
BKB yaitu bina keluarga balita yang didirikan oleh masyarakat atas petunjuk dari BKKBN. Tujuannya
adalah untuk memberikan ilmu penanganan perkembangan kecerdasan balita sejak dini kepada ibu balita.
Kegiatannya meliputi pemberian materi kepada ibu balita, praktek perkembangan kecerdasan balita, cara
memakai permainan edukatif (APE), dll. Sasarannya terutama ibu-ibu yang mempunyai balita
KESIMPULAN
Pada dasarnya Organisasi adalah system kerjasama antara
dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan
struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang
bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Konflik
merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah organisasi, disebabkan
oleh banyak factor yang pada intinya karena organisasi terbentuk dari banyak
individu dan kelompok yang memiliki sifat dan tujuan yang berbeda satu sama
lain.
Kemampuan
menangani konflik tentang terutama yang menduduki jabatan pimpinan. Yang
terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif
terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negative terhadap
organisasi.
Dengan
pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi
dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan
kemampuan kepemimpianannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik
yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan
organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat
dirasakan oleh dirinya sendiri.